Beberapa hari lalu, (lupa tepatnya hari apa) aku berangkat ke kantor seusai kuliah. Kira-kira pukul sembilan pagi aku berangkat dari kost-an. Seperti biasa, aku menunggu angkot di sekitar pertigaan depan kampus, karena sudah lama sekali tidak ada angkot lewat, aku pun naik angkot G1, pikirku sama saja jalurnya dengan angkot B2 yang biasa aku naiki untuk berangkat ke kantor. Angkot di kota ini memang cenderung sangat lambat, tidak bisa diajak buru-buru. Di dalam angkot hanya ada seorang bapak-bapak, aku, dan supirnya saja. Karena saking pelannya, aku sampai hampir tertidur di angkot, ngantuk sekali rasanya. Pas sampai di pertigaan Moro, kok angkotnya lurus.. kan jalan mau ke kantorku belok kiri.. haduhh, langsung aku berpikir sepertinya memang salah naik angkutan, aku hanya pasrah saja kemanapun angkot berjalan. Akhirnya aku turun di terminal lama, jarak yang paling dekat dengan kantor. Saat itu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh. Aku pun jalan kaki menyusuri sepanjang jalan S. Parman, tanggung sekali mau naik angkot lagi. Perasaan jaraknya dekat, tapi dirasa-rasa ternyata jauh juga. Matahari cukup menyengat siang itu, keringat pun keluar cukup banyak. Dari kejauhan sudah tampak kantor bercat merah, lega juga rasanya sudah tinggal beberapa langkah. Dengan nafas terengah-engah sampai juga di kantor. Sesampainya dikantor langsung aku ambil nafas dalam-dalam sambil ngadem di ruangan ber-AC, kebetulan saat itu aku belum sarapan jadi tenaga serasa benar-benar terkuras. Hanya perjalanan dari kampus ke kantor saja cukup memakan waktu yang cukup lama, hanya selang beberapa menit sudah masuk jam istirahat. Ckckckc.. ini semua gara-gara salah naik angkot -,-
Aku pun langsung membereskan pekerjaan-pekerjaan ku di kantor, hanya hal surat menyurat saja sebenarnya. Karena aku ada jadwal asistensi mata kuliah tekhum sekitar pukul setengah tiga sore, maka aku ijin meninggalkan kantor pukul setengah dua siang. Setelah salat dzuhur dan beres-beres , aku langsung bergegas untuk pulang. Terik matahari benar-benar menyengat siang itu, aku kembali menunggu angkot B1. Tak lama menunggu, ada angkot yang kutunggu, tanpa pikir panjang aku langsung menyetop angkot tersebut dan menaikinya. Didalam angkot aku teringat sesuatu.. HP ku diamana yaa? Aku cek di tas tidak ada, di saku celana juga tidak ada, seingatku sebelum aku pulang aku meletakkan hp di atas meja kerjaku, huuufthhh, ketinggalan nih kalau begini ceritanya. Akhirnya baru setengah perjalanan aku turun dari angkot dan mencari angkot lagi untuk kembali ke kantor, tentunya mengambil handphone ku yang tertinggal di meja kantor. Ini memang kebiasaan burukku yang susah sekali dihilangkan, ceroboh !
Sampai juga di kantor lagi, segera ku cari handphone kesayanganku di meja, duh kok tidak ada? ternyata sudah diamankan oleh salah satu teman kerjaku, karena aku terburu-buru maka aku langsung mengambil handphone tersebut, tentunya tak lupa mengucap terimakasih, dan kemudian capcus pulang. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat diriku sendiri. Sungguh sangat amat parah sekali. Satu hari saja empat kali naik angkot menghabiskan uang 10.000 rupiah, cuma gara-gara aku yang memang ceroboh, huuuftttthh..
Hari itu cukup melelahkan bagiku karena jadwal kuliahku pun padat hingga sore ..
#semoga kecerobohanku ini bisa dijadikan pelajaran bagi diriku sendiri dan orang lain agar selalu hati-hati dan tidak grusa-grusu dalam melakukan sesuatu :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar