selamat datang

Karena Semua Hal Perlu Dikomunikasikan :))

Sabtu, 09 April 2011

KOMUNIKASI VIRTUAL

  1. Pengertian Komunikasi Virtual
Komunikasi virtual adalah komunikasi dimana proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan ( melalui ) cyberspace / ruang maya yang bersifat interaktif.Komunikasi virtual ( virtual comunication ) tersebut yang dipahami sebagai reality sering disalahpahami sebagai “alam maya “ padahal keberadaan sistem elektronik itu sendiri adalah konkrit dimana komunikasi virtual sebenarnya dilakukan dengan cara representasi informasi digital yang bersifat diskrit.Ciri – ciri komunikasi bermedia internet pada proses penggunaannya dapat diuraikan sebagai berikut :
  •  Menciptakan pengertian dengan menulis ” surat ” melalui email, menuliskan kata – kata pada waktu yang sama dalam komunitas chatting, serta menciptakan websites melalui penciptaan file multi media.
  • Menyebarkan pengertian melalui komunikasi point to point ( email ) dan komunikasi point to multi point atau ( IRC, websites )
  • Merasakan arti dalam teks dan multi media pada websites, email dan IRC.d. Berpartisipasi dalam forum untuk berkomunikasi yang merupakan awal penjelajahan karakteristik komunitas seperti tujuan bersama, norma – norma dan tradisi.

KARANG TARUNA SEBAGAI ORGANISASI KEPEMUDAAN ALTERNATIF

 Innas Rizky Afria
F1C010022


KARANG TARUNA SEBAGAI ORGANISASI KEPEMUDAAN ALTERNATIF



A.    Latar Belakang
            Pemuda merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan, mengingat pemuda merupakan kategori usia produktif yang bisa diproyeksikan menjadi calon pemimpin bangsa di kemudian hari. Pemuda juga merupakan sasaran pembangunan terutama di bidang pendidikan dan penguasaan teknologi yang diharapkan mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik.
            Pembinaan generasi muda dilakukan secara berkelanjutan baik melalui pendidikan maupun pembinaan rohani, mengingat usia generasi muda tersebut seringkali disebut sebagai usia rawan terhadap pengaruh negatif sehingga diperlukan pembinaan intensif dengan penyaluran pada kegiatan-kegiatan positif yang bersifat mengembangkan kreatifitas, menambah wawasan dan sesuai dengan usianya.
            Dalam melakukan pembinaan generasi muda, diperlukan wadah yang mampu mengakomodir semangat generasi muda sekaligus menjadi tempat pengembangan kreatifitas dan ajang menambah pengetahuan dan ketrampilan. Karang taruna selama ini menjadi wadah bagi para pemuda terutama di pedesaan untuk melakukan aktifitas kepemudaan dan berbagai kegiatan kemasyarakatan termasuk membantu kegiatan masyarakat desa pada umumnya. Untuk itu diperlukan pola pembinaan karang taruna yang komprehensif agar mampu meningkatkan kapasitas dan daya saing desa untuk menghadapi arus perubahan jaman.



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat dirumuskan permasalahnnya adalah bagaimana memberdayakan atau meningkatkan kualitas Karang Taruna sebagai organisasi pemuda di tingkat desa?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana upaya untuk memberdayakan atau meningkatkan kualitas karang taruna sebagai organisasi pemuda di tingat desa.

D.    Pembahasan
Begitu pentingnya aspek kepemudaan di daerah pedesaan, maka Karang Taruna sebagai wadah pemuda diperlukan untuk pengorganisasian. Organisasi Karang Taruna dapat menjadi bagian infra struktur sosial di pedesaan/kelurahan.
Sebagai infra struktur sosial, maka seharusnya posisi Karang Taruna dapat dianggap sebagai partner Pemerintah untuk mengembangkan pembangunan pedesaan. Infra struktur sosial mempunyai misi membawakan aspirasi masyarakat untuk menyuarakan pembangunan pedesaan. Suara pembangunan pedesaan akan semakin padu dan bulat manakala peranan pemerintah (supra struktur) dan Karang Taruna sebagai infra struktur sosial seiring seirama jalannya.
Pada dasarnya demokrasi yang berkembang di pedesaan telah memiliki formatnya sendiri, sehingga sulit diseragamkan dengan demokrasi yang berkembang pada tingkat nasional. Menurut Arif dkk (2007: 65), demokrasi yang telah ada di tingkat lokal adalah sebuah bentuk demokrasi komunitarian yang memaknai demokrasi secara partikularistik dengan memperhatikan keragaman budaya, struktur sosial, sistem ekonomi dan sejarah tiap Negara.
Demokrasi komunitarian yang telah berkembang pada tingkat lokal ini mampu melibatkan semua elemen yang ada dalam masyarakat tersebut. Elemen-elemen yang ada itu termasuk di dalamnya adalah komunitas atau organisasi kepemudaan seperti karang taruna.
Untuk memperkuat demokrasi lokal, dituntut addanya penguatan elemen atau infra struktur sosial seperti halnya karang taruna. Karang taruna harus memiliki peran yang besar dalam mewujudkan demokrasi lokal. Oleh karena itu diperlukan upaya penguatan organisasi karang taruna. 
Profesionalisme Karang Taruna (KT) sangat dituntut sebagai organisasi Infra struktur sosial karena peranan dan fungsinya sebagai pelayan pembangunan dianggap sangat strategis. Kiranya tidak menutup mata bahwa masih banyak kondisi Karang Taruna yang belum memenuhi persyaratan profesional.
Pada kenyataan, kualitas KT pada saat ini sebagian besar pada klasifikasi Karang Taruna tumbuh sebagian lagi berkembang. Oleh karena itu Pemerintah Daerah melalui Dispenduk di dalam fungsinya sebagai pembina teknis utama dan dinas/instansi lain sebagai pembina teknis, mempunyai kawajiban untuk meningkatkan secara terus menerus kualitas Karang Taruna. Upaya peningkatan kualitas Karang Taruna harus diimbangi oleh Karang Taruna dalam memotivasi untuk mengembangkan peranan dan fungsinya secara optimal. Adapun langkah yang harus ditempuh antara lain :
1.      Penataan manajemen organisasi.
2.      Menumbuhkan dan mengembangkan kader-kader profesional.
3.      Penguasaan teknologi pedesaan.
4.      Peningkatan dan pengembangan program kegiatan.

D.1. Penataan Manajemen Organisasi
Penataan manajemen organisasi sebagai langkah nyata untuk menjawab tantangan persoalan organisasi. Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :
1.      konsolidasi organisasi,
2.      tatanan/mekanisme organisasi yang terarah pada pengembangan pokja (kelompok kerja),
3.      peningkatan koordinasi dan komunikasi,
4.      penataan administrasi yang lebih tertib.
Ruang lingkup penataan manajemen proses organisasi Karang Taruna hendaklah berjalan searah dengan pembangunan pedesaan, dimana tiap-tiap desa akan mempunyai karakter-karakter yang berbeda. Dengan demikian warna dan corak penataan manajemen Karang Taruna akan berbeda satu sama lainnya.

D.2. Menumbuhkan Dan Mengembangkan Kader Profesional Karang Taruna
Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan yang mempunyai fungsi pelayanan. Oleh sebab itu Karang Taruna mampu berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembangunan pedesaan. Kondisi sosial yang diharapkan Karang Taruna mampu berfungsi sebagai perencana dan sekaligus sebagai pelaksana pembangunan pedesaan. Namun demikian didalam kenyataannya memang masih di jumpai banyak kendala dan tantangan yang dihadapi Karang Taruna yang antara lain :
1.      Kegiatan Karang Taruna yang masih bersifat rekreatif dan hanya sekedar pengisi waktu luang
2.      Kurangnya kader profesional
3.      Kurang tanggapnya sikap masyarakat terhadap pengembangan kualitas Karang Taruna;
4.      Keraguan Pemerintah Desa terrhadap potensi Karang Taruna sehingga sedikit diberi peluang pada peran pembangunan.
Semua kendala-kendala yang disebut diatas, memang merupakan tantangan bagi eksistensi Karang Taruna. Oleh sebab itu maka pembenahan diri Karang Taruna, khususnya pada anggotanya dituntut untuk selalu meningkatkan kadar kualitas diberbagai bidang didalam menghadapi kondisi sosial/yang berkembang.
Pada dasarnya, karrang taruna merupakan wadah alternatif bagi masayarakat desa dalam mengaktualisasi dan pengembangan diri pemuda untuk jadi pemimpin-pemimpin masa depan karena sesungguhnya bangsa ini memerlukan pemimpin yang berkualitas. Menurut Misman (2004: 9), Indonesia memerlukan pemimpin yang berkarakter kuat yang memiliki moralitas, berwibawa, visioner, jujur, profesionalisme, komunikatif, dan sustainability dalam membangun kualitas bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

D.3. Penguasaan Teknologi Pedesaan
Kemampuan dan penguasaan menerapkan teknologi pedesaan, yaitu teknologi sederhana yang dapat digunakan oleh setiap atau yang dapat digunakan secara secara langsung dalam proses pembangunan. Dengan demikian Karang Taruna tidak memerlukan teknologi tinggi untuk berperan aktif di dalam pembangunan.
Teknologi sederhana yang harus dikuasai Karang Taruna adalah teknologi yang mampu memadukan berbagai potensi di daerah pedesaan/kelurahan, antara lain :
1.      Penguasaan teknologi yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, seperti misalnya penerapan usaha-usaha koperasi dan lain sebagainya
2.      Teknologi yang dapat mengembangkan potensi SDA seperti misalnya teknologi pengolahan lahan kering, pengolahan pasca panen dll
3.      Penguasaan teknologi terapan yang manfaatnya dirasakan secara langsung.
Dari gambaran-gambaran penguasaan teknologi yang dimaksud sebenarnya sangat berkaitan dengan isu yang sekarang sedang berkembang di tingkat pedesaan yaitu masalah perluasan lapangan kerja, masalah pengangguran, masalah urbanisasi yang tak terkendali dan masalah ketelantaran. Oleh sebab itu, maka penguasaan teknologi terapan hendaknya diukur manfaatnya untuk mangatasi dan mengantisipasi permasalahan-permasalahan diatas. Semakin tinggi tingkat kepekaan Karang Taruna terhadap permasalahan yang terjadi sangat tergantung pada penguasaan teknologi tersebut diatas.

D.4. Peningkatan dan Pengembangan Program Kegiatan
Yang dimaksud peningkatan dan pengembangan program kegiatan, adalah program yang banyak terkait dengan program pembangunan pedesaan. Sementara itu kita ketahui bahwa pembangunan pedesaan dari tahun ke tahun semakin berfariasi dan kompleks, terutama bila dikaitkan dengan pemecahan permasalahan-permasalahan pembangunan di pedesaan.
Upaya yang paling tepat yang harus dilaksanakan Karang Taruna adalah menyesuaikan program-programnya sesuai dengan bentuk dan warna program pembangunan pedesaan. Gambaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Desa, hendaknya tercermin juga pada program Karang Taruna. Oleh sebab itu diharapkan Karang Taruna aktif ke dalam proses perencanaan dan proses pelaksanaan pembangunan desa.
Keterlibatan Karang Taruna dalam proses pembangunan menuju desa Karang Taruna akan terlihat demi kegiatan-kegiatan Pokja-pokja yang dibentuk dan dikembangkan berdasarkan pada kepentingan-kepentingan pembangunan. Semakin luas Pokja yang dikembangkan semakin menunjukan Karang Taruna berperan aktif di dalam pembangunan.
Adapun Pokja-pokja tersebut bisa berfariasi sesuai dengan kebutuhan desa setempat. Demikian gambaran tentang upaya strategis yang dilaksanakan Karang Taruna pada pemberdayaan SDA & SDM di Pedesaan.

E.       Kesimpulan
            Penguatan karang taruna sebagai salah satu pelaku pembangunan di tingkat desa sangat membantu dalam peningkatan kapasitas desa dalam menghadapi tantanga globalisasi. Karang taruna yang mayoritas beranggotakan para pemuda yang masih memiliki semangat dan energi yang sangat tinggi harus mendapatkan pengelolaan yang baik. Pengelolaan tersebut tidak hanya pada managemen organisasinya, tetapi juga pada penguasaan teknologi serta  peningkatan partisipasi dalam pembangunan desa khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya.
            Peningkatan peran karang taruna dapat membantu melancarkan berjalannya program-program pembangunan di pedesaan terutama dalam bidang peningkatan kualitas masyarakat, generasi muda, kemampuan dan penguasaan teknologi serta pengelolaan organisasi serta program-program yang bersifat fisik. Dengan demikian keterlibatan secara aktif dan peningkatan kualitas karang taruna saat ini menjadi penting dalam peningkatan kapasitas pedesaan dalam menghadapi tantangan global.
Daftar Pustaka

Arif, dkk. 2007, Budaya Politik Demokratis, Averroes Press, Malang.

Misman, Rubijanto. 2004, “Profil Ideal Pemimpin Masa Depan Pengembang Eksistensi Indonesia”, Swara Politika Volume 5 No. 2, Oktober 2004, Laboratorium Ilmu Politik FISIP Unsoed, Purwokerto.


ANALISIS FENOMENA KOMUNIKASI ANTARMAHASISWA

Oleh : Innas Rizky Afria*
Pengamatan tentang peristiwa komunikasi dalam peristiwa komunikasi antarmahasiswa di lingkungan kampus, khususnya di universitas jenderal soedirman dilatar belakangi oleh adanya fenomena pemakaian bahasa yang berbeda antara komunikator dan komunikan. Adapun tujuan pengamatan yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan contoh peristiwa komunikasi antarmahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah, menganalisis komponen-komponen komunikasi beserta unsurnya dalam peristiwa komunikasi dan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu komunikasi.

Komunikasi merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa agar dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi adalah suatu proses, dan merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan. Komunikasi terjadi karena upaya yang disengaja dan punya tujuan atau dalam keadaan sadar. Hal yang dibicarakan dalam komunikasi antarmahasiswa ini meliputi apa saja, dari perkenalan, tugas kuliah, dan lain sebagainya. Ini bisa terjadi di mana saja, tapi lebih seringnya terjadi di lingkungan kampus. Proses komunikasi yang baik biasanya ada frame of reference(kerangka acuan) atau bisa disebut overlaping of interest/kesamaan minat. Salah satu latar belakang frame of reference adalah budaya. Otomatis, kita harus menyesuaikan dengan budaya lawan bicara kita. Dalam pengamatan yang telah dilakukan, komunikasi   yang terjadi antarmahasiswa sering terhambat karena perbedaan bahasa yang digunakan dan terkadang si komunikan tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh komunikator sehingga tidak ada kesamaan makna. Padahal pengertian komunikasi yang bersifat dasariah memaparkan bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Sebagai contoh yang paling mencolok adalah bahasa sunda dan bahasa jawa, jika memperhatikan mahasiswa asal jawa dan mahasiswa asal sunda sedang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa campuran (indonesia-jawa, indonesia-sunda) kita akan menemukan hal-hal yang menarik. Kadang ditemukan kosa kata yang sama tetapi berbeda arti, atau kosa kata yang sama tetapi memiliki makna yang berbeda. Ini hanya sebagian contoh kecil yang masih sama-sama bangsa Indonesia dan mungkin bisa diatasi dengan menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia atau terpaksanya dapat menggunakan kial/gesture, isyarat serta gambar yang merupakan media komunikasi primer walaupun cara ini juga sangat terbatas karena hanya bisa mengkomunikasikan hal-hal tertentu, tapi yang penting komunikasi tetap dapat berjalan dengan baik. Contoh lain yang lebih luas adalah  komunikasi yang berbeda bangsa, mereka akan mengalami hambatan-hambatan yang jauh lebih berat jika tidak mengerti bahasanya, mungkin akan bisa teratasi jika komunikasi yang terjadi adalah face to face atau tatap muka yang termasuk komunikasi secara primer. Cara-cara mengatasi nya juga dapat dengan kial/gesture, isyarat, gambar, lambang, dsb. Komunikasi yang baik juga harus ada feed back atau umpan balik. Umpan balik ini dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Agar komunikasi berhasil walaupun ada hambatan atau gangguan (noise), komunikator  harus selalu memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat segera merubah gaya komunikasinya ketika ia mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negatif. Contoh peristiwa komunikasi antarmahasiswa ini menitikberatkan pada fungsi komunikasi sosial, yaitu komunikasi penting membangun konsep diri kita, aktualisasi, dan terhindar dari tekanan. Pernyataan aktualisasi diri merupakan pernyataan eksistensi diri, menunjukkan bahwa kita sebenarnya kita ada.  Fenomena komunikasi antarmahasiswa ini juga mengandung fungsi komunikasi ekspresif, komunikasi yang menjadi instrumen untuk manyampaikan perasaan-perasaan(emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

  • Kesimpulan

Komunikasi merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa agar dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi adalah suatu proses, dan merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan.   Dalam pengamatan yang telah dilakukan, komunikasi   yang terjadi antarmahasiswa sering terhambat karena perbedaan bahasa yang digunakan dan terkadang si komunikan tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh komunikator sehingga tidak ada kesamaan makna.

Cara mengatasi hambatan-hambatan yang ada dapat menggunakan kial/gesture, isyarat serta gambar yang merupakan media komunikasi primer walaupun cara ini juga sangat terbatas karena hanya bisa mengkomunikasikan hal-hal tertentu, tetapi yang penting komunikasi tetap dapat berjalan dengan baik. Seorang komunikator  harus selalu memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat segera merubah gaya komunikasinya ketika ia mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negatif. Contoh peristiwa komunikasi antarmahasiswa ini menitikberatkan pada fungsi komunikasi sosial, yaitu komunikasi penting membangun konsep diri kita, aktualisasi, dan terhindar dari tekanan.

* disusun untuk memenuhi tugas makul pengantar ilmu komunikasi

Komunikasi Dalam “Masyarakat Ketik REG”

Dengan komunikasi kita bisa membangun masyarakat atau komuniti yang diidamkan. Karenanya, komuniti mengandaikan komunikasi.Komunikasi mengandaikan interaksi. Inti komunikasi adalah berbagi.

Lewat komunikasi, makna dan pengertian tentang sesuatu kita bangun dan sepakati bersama. Dengan komunikasi,manusia tumbuh menjadi makhluk budaya. Revolusi komunikasi mutakhir telah mengubah sarana, cara, dan gaya manusia dalam berkomunikasi. Bahasa telegram pra-80-an berbeda dengan bahasa SMS pasca- 90-an. Bahasa ngebrik di udara dan bahasa chatting di dunia maya jelas berbeda.Pesan cinta ‘generasi net’ jelas dikemas berbeda dengan generasi sebelumnya.

Yang sama adalah: ada sesuatu yang hendak dibagi dan disampaikan. Perkembangan teknologi mutakhir tak pelak telah mengubah banyak dimensi kehidupan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Salah satu aspek yang begitu masif mengalami perubahan terkait dengan informasi dan komunikasi adalah penggunaan internet dan telepon seluler (HP). Media internet berkembang pesat dan penggunanya setiap hari mengalami lonjakan yang fenomenal. Pada 20 Maret 2009,Yahoo dan TNS meluncurkan hasil studi mereka tentang pemakai internet dan kebiasaan penggunanya.

Studi tersebut mengumumkan beberapa poin penting: Sekitar satu dari tiga orang perkotaan di Indonesia mengakses internet dalam satu bulan terakhir; Penetrasi internet pada segmen penduduk usia 15-19 tahun cukup tinggi. 64% dari mereka menggunakan internet dalam satu bulan terakhir; Penggunaan internet tidak hanya terbatas di kota- kota besar, tapi juga menyebar ke kota-kota kecil; Warnet paling sering digunakan untuk mengakses internet. 83% dari pengguna online menggunakan warnet dalam satu bulan terakhir; dan Enam dari sepuluh pengguna internet mengunjungi situs jaringan sosial setiap bulannya.

Produk dan penggunaan HP juga memperlihatkan fenomena yang mencengangkan. Meski tak ada angka pasti yang menunjukkan perkembangan ini,pemakaian HP kini sudah menyebar ke berbagai penjuru tanah air dan penggunaannya meningkat fantastis di kalangan anak-anak dan remaja. Bisnis HP bahkan sudah menyamai bisnis warung kopi. Ia dijajakan di bis-bis kota dan digunakan tukang ojek dan pedagang kaki lima.Ia tak lagi eksklusif milik satu lapis kelas tertentu.

“Sense of Community”

Mengapa kita merasa perlu memperbarui terus-menerus cara dan sarana komunikasi kita? Jawabannya beragam.Yang pasti, manusia membutuhkan sense of community agar bisa saling berbagi. Dengan berbagi, tumbuh rasa ikatan.

Dengan rasa ikatan, kesadaran akan harapan muncul.Manusia membutuhkan harapan, dengan harapan ia ingin merangkul masa depan.Dengan bayangan masa depan yang diidamkan ia menjalani kehidupan dengan bermakna. Sebutlah, misalnya, kegandrungan orang sekarang dengan media sosial seperti facebook (fb), sesungguhnya tak bisa dipisahkan dari pergeseran selera sebuah generasi yang disebut oleh Don Tapscott (2009) sebagai “the next generation”,atau oleh John Palfrey dan Urs Gasser (2008) sebagai “digital natives”.

Tapscott berbicara tentang bagaimana ‘generasi net’ sedang mengubah dunia kaum muda mutakhir.Terutama cara mereka bergaul dan berkomunikasi. Menurut Tapscott, ‘generasi next’ adalah ‘generasi net’. Palfrey dan Gasser menyoroti generasi yang lahir pasca-80-an,ketika teknologi digital sosial, seperti Usenet dan bulletin board systems,mulai muncul secara online.Generasi baru ini semuanya punya akses terhadap teknologi digital berjaringan.Dan mereka semua punya skill menggunakannya. Tak heran munculnya media baru seperti fb dipandang sebagai tanda hidupnya media sosial baru. Ia diyakini bisa membangun “kapital sosial” bagi generasi net.

Modal hidup bersama dalam masyarakat madani yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan keadaban. Bukankah di dalamnya, juga ada proses “deliberasi”? Proses perbincangan, dialog, diskusi, dan berbagi. Singkatnya, ada proses komunikasi timbal-balik di sana. Dengan komunikasi itulah manusia tumbuh “dari kepompong menjadi kupu-kupu”kehidupan. Memang, penggunaan fb bisa jadi hanya mengalihkan kebiasaan lama masyarakat kita.Katakanlah kebiasaan dari tradisi lisan dalam masyarakat tradisional ke dalam masyarakat informasi.

Kebiasaan kelakar atau ngerumpi sehari-hari kalau sebelumnya dilakukan di arisan atau warung kopi, kini disalurkan via telepon seluler atau acara gosip di televisi, dan disediakan amat memikat via fb. Fb juga bisa menjadi cermin bangkitnya budaya narsis di kalangan tertentu, untuk meminjam istilah Christopher Lasch, penulis The Culture of Narcissism. Namun perlu juga dicatat bahwa salah satu keunggulan media alternatif dalam kapasitasnya untuk membangun sense of community adalah karena ia tumbuh dari bawah (from below), bukan dipaksakan dari atas (from above).

Ia membangun dukungan spontan dan sukarela para anggotanya serta menciptakan solidaritas bagi komunitasnya. Tak heran, ia menjadi bentuk baru egalitarianisme dalam komunikasi.Ia melawan feodalisme dalam komunikasi.Sentralisme pesan yang terpusat sekarang menjadi tersebar. Sekat hierarki dan batas-batas yang menghalangi kesetaraan posisi pelaku komunikasi dijebol dengan bahasa dan simbol yang dikonstruksi bersama sesuai dengan selera generasi baru. Bukan makna pesan komunikasi yang dicari oleh generasi baru ini, tapi kehadiranlah yang diutamakan: Makna ‘kehadiran’ dalam ‘komunitas gaul’.

Bukan kualitas pesan yang dipentingkan,tapi kesanlah yang ingin diciptakan. Kesan bahwa kita adalah ‘orang yang suka gaul’. Sebagai forum publik alternatif, media sosial baru diyakini bisa membuka ruang dialog, diskusi, dan partisipasi dari sebanyak mungkin warga (civic engagement). Ia menjadi modal untuk membangun ‘masyarakat jaringan’, terutama kalau kita ingin tetap eksis dalam ‘sebuah era terkoneksi’ (‘a connected age’),suatu ‘jaringan manusia’ (‘human web’), atau suatu ‘masyarakat jaringan’ (‘web society’).

“Masyarakat Ketik Reg”

Teknologi informasi/komunikasi baru juga menciptakan kontradiksi. Media baru,misalnya,mengajarkan budaya konsumsi.Apalagi kini bisnis chatting, sms, ketik reg telah menjadi bisnis multi-miliar rupiah.Ada rupiah di balik setiap komunikasi yang dilakukan. Sambil duduk saja anak muda sekarang bisa menghabiskan puluhan ribu pulsa HP-nya hanya dalam beberapa menit.

Orangtua generasi 90-an harus selalu menyediakan anggaran komunikasi bagi anak yang dicintainya. Siapa yang tak bangga punya anak di TK yang sudah tangkas menggunakan HP dan anak di SMP yang sudah piawai memainkan laptop? Berapa jam sehari anak-anak sekarang nongkrong di warnet atau di depan pesawat televisi? Informasi apa yang mereka cari dan dapatkan? Kontradiksi lain, kini nyaris setiap hari kita tak berdaya menolak kiriman SMS berisi iklan “ketik reg”.

Mereka yang mengaku ahliahli di bidang jodoh dan cinta,kerja dan nasib, penghasilan dan pengharapan, hidup dan mati,bahkan surga dan neraka tak henti menawarkan penyelesaian cesplang atas problema hidup. Setiap persolan hidup dianggap bisa diselesaikan hanya dengan ketik reg. Masyarakat ketik reg adalah contoh paling telanjang untuk memahami apa yang disebut para pemikir budaya mutakhir sebagai bentuk “komersialisasi budaya” atau “kolonisasi kesadaran”dalam ruang publik. Iklan yang irasional memborbardir kita dalam jarak terdekat, sedekat telinga dengan HP kita.

Ketika konsumsi HP tak berbeda dengan konsumsi permen, penggunaan alat komunikasi lebih dari sekadar pernyataan eksistensi atau identitas “generasi net”. Ia menjadi alat pementasan gaya hidup yang trendi. Saya bertanya-tanya, apakah ‘komunitas virtual’ yang terbentuk dalam belantara Internet,misalnya, telah menjadi tempat bagi terbentuknya apa yang disebut David Riesman sebagai the lonely crowd,kerumunan yang teralienasi? Saya harap saya keliru. Memang kegandrungan orang akan produk teknologi baru sering tak banyak berbeda seperti trend fesyen dan gaya hidup.Mungkin dengan begitu kehidupandirasatetapselalutrendi!

Yang pasti, dari penggunaan dan gaya orang memanfaatkan internet dan HP, kita bisa melihat sejauh mana tingkat kematangan orang tersebut. Karena cara penggunaan teknologi informasi/komunikasi dan budaya komunikasi sebuah bangsa,juga akan menunjukkan sejauh mana kemajuan peradaban bangsa tersebut (*)

IDI SUBANDY IBRAHIM
Peneliti pada Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP)

MEDIA MASSA DAN SISTEM KOMUNIKASI DIGITAL


Teknologi Komunikasi : Media Massa, Konvergensi Media, dan HDTV
Oleh : Innas Rizky Afria

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan kepada   penerima dengan menggunakan alat – alat sebagai perantaranya.
Jenis-jenis media massa ,yaitu Media massa tradisional merupakan media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Ciri dari media massa tradisional merupakan penerima pesan tidak pasif dan merupakanbagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima. Media massa modern Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan social budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian dikelompokkan kedalam media massa seperti internet dan telepon seluler (Hand Phone).  Ciri dari media massa modern adalah Sumber dapat mentransmisikan pesannya ke pada banyak penerima (melalui SMS atau internet misalnya fungsi-fungsi media massa, yaitu Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
Fungsi-fungsi media massa antara lain :
      Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang lingkungan.
      Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan solusi untuk suatu masalah.
      Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan pendidikan.
      Fungsi hiburan (entertainment) yang diperkenalkan oleh Charles Wright yang mengembangkan model Laswell dengan memperkenalkan model dua belas kategori dan daftar fungsi. Pada model ini Charles Wright menambahkan fungsi hiburan. Wright juga membedakan antara fungsi positif (fungsi) dan fungsi negatif (disfungsi).

Konvergensi Media
Konvergensi Media adalah bergabungnya media telekomunikasi tradisional dengan internet sekaligus.  Kunci dari konvergensi adalah digitalisasi,  Karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke format digital. Konvergensi menimbulkan perubahan signifikan dalam ciri-ciri tradisional atau konvensional.
Media konvergen memadukan ciri-ciri komunikasi massa  dan komunikasi antarpriba di dalam satu media sekaligus. Karenanya, terjadiapa yang disebut sebagai demasivikasi (demasssification), yakni kondisi di mana cirri utama media massa yang menyebarkan informasi  . Arus informasi yang berlangsung menjadi makin personal, karena setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan.

Konten Gadget

            Konten adalah informasi  yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Penyampaian konten dapat dilakukan melalui berbagai medium seperti internet, televisi, CD audio. Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasi   format dan jenis informasi sebagai komponen nilai tambah media.
Gadget adalah sebuah benda (alatatau barang elektronik) teknologi kecil yang memiliki fungsi khusus, tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau barangbaru. Gadget diciptakan untuk mempermudah. Mempermudah kegiatan terutama informasi dan komunikasi. Tanpa gadget, kemudahan komunikasi akanse makin susah, Apalagisekarang gadget bisa membantu kita dalam hal internet dan ini makin memudahkan komunikasi dan informasi. Jadi, konten gadget adalah informasi tentang benda inovatif berteknologi khusus  yang disampaikan melalui media atau internet.

HDTV
           
HDTV (High Definition Television) merupakan suatu sistem media komunikasi bergambar dan atau bersuara dengan tingkat kualitas ketajaman gambar (resolusi) sangat tinggi. Sistem broadcast HDTV diidentifikasi dengan tiga parameter utama: ukuran frame, sistem scanning (interlaced scanning dan progressive scanning) dan frame rate.


Sistem Komunikasi Digital
a.      Digital
Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu Digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit).
Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pemahaman suatu keadaan yang saling berlawanan. Pada gambaran saklar lampu yang ditekan pada tombol on, maka ruangan akan tampak terang. Namun apabila saklar lampu yang ditekan pada tombol off, maka ruangan menjadi gelap. Kondisi alam semesta secara keseluruhan menganut sistem digital ini. Pada belahan bumi katulistiwa, munculnya siang dan malam adalah suatu fenomena yang tidak terbantahkan. Secara psikologis, manusia terbentuk dengan dua sifatnya, yaitu baik dan buruk.
 Komunikasi Digital adalah teknologi yang berbasis sinyal elektrik komputer, sinyalnya bersifat terputus-putus dan menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan biner tersebut akan membentuk kode-kode yang merepresentasikan suatu informasi tertentu.

b.      Message and Signal

Message adalah manifestasi fisik dari informasi yang dihasilkan sumber. Sistem yang menangani message akan mengkonversi message menjadi sinyal elektris yang sesuai dengan media transmisi tertent
Digital message adalah deretan simbol yang merepresentasikan informasi . Karena informasi terkandung pada simbol-simbol, maka sistem komunikasi digital harus dapat mengangkut simbol-simbol tersebut dengan tingkat akurasi tertentu di dalam waktu yang sudah ditentukan.
-          Pertimbangan utama di dalam desain sistem adalah menjaga agar simbol tidak berubah
-          Bila digital message akan dikirimkan melalui kanal analog, maka kita memerlukan modem (modulator+demodulator)
-          Modem menerima message yang berasal dari terminal dalam bentuk data biner dan mengirimkan message tersebut sebagai gelombang sinyal analog melalui kanal komunikasi analog
-          Apabilakitaakanmengirimkan digital message melalui jaringan digital, maka sinyal di transfer dalam bentuk digital secara end-to-end
-          Pada mekanisme di atas tidak perlu digunakan modem, melainkan diperlukan suatu network terminal yang diletakkan di tempat pelanggan
-          Network terminal berfungsi  mengubah (encode) sinyal biner menjadi pulsa-pulsa digital yang cocok untuk dikirimkan ke sentral melalui medium transmisi.

c.       Keunggulan Komunikasi Digital

Teknologi digital menawarkan biaya lebih rendah, keandalan (reability) lebih baik, pemakain ruang yang lebih kecil dan konsumsi daya yang lebih rendah ; Teknologi digital membuat kualitas komunikasi tidak tergantung pada jarak ; Teknologi digital lebih bergantung pada noise ; Jaringan digital ideal untuk komunikasi data yang semakin berkembang ; Teknologi digital memungkinkan pengenalan layanan-layanan baru , dan sebagainya.


* disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi komunikasi

Komunikasi Digital adalah teknologi yang berbasis sinyal elektrik komputer, sinyalnya bersifat terputus-putus dan menggunakan sistem bilangan biner. Bilangan biner tersebut aka