selamat datang

Karena Semua Hal Perlu Dikomunikasikan :))

Sabtu, 13 Oktober 2012

Cerita Kekonyolanku :]

Beberapa hari lalu, (lupa tepatnya hari apa) aku berangkat ke kantor seusai kuliah. Kira-kira pukul sembilan pagi aku berangkat dari kost-an. Seperti biasa, aku menunggu angkot di sekitar pertigaan depan kampus, karena sudah lama sekali tidak ada angkot lewat, aku pun naik angkot G1, pikirku sama saja jalurnya dengan angkot B2 yang biasa aku naiki untuk berangkat ke kantor. Angkot di kota ini memang cenderung sangat lambat, tidak bisa diajak buru-buru. Di dalam angkot hanya ada seorang bapak-bapak, aku, dan supirnya saja. Karena saking pelannya, aku sampai hampir tertidur di angkot, ngantuk sekali rasanya. Pas sampai di pertigaan Moro, kok angkotnya lurus.. kan jalan mau ke kantorku belok kiri.. haduhh, langsung aku berpikir sepertinya memang salah naik angkutan, aku hanya pasrah saja kemanapun angkot berjalan. Akhirnya aku turun di terminal lama, jarak yang paling dekat dengan kantor. Saat itu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh. Aku pun jalan kaki menyusuri sepanjang jalan S. Parman, tanggung sekali mau naik angkot lagi. Perasaan jaraknya dekat, tapi dirasa-rasa ternyata jauh juga. Matahari cukup menyengat siang itu, keringat pun keluar cukup banyak. Dari kejauhan sudah tampak kantor bercat merah, lega juga rasanya sudah tinggal beberapa langkah. Dengan nafas terengah-engah sampai juga di kantor. Sesampainya dikantor langsung aku ambil nafas dalam-dalam sambil ngadem di ruangan ber-AC, kebetulan saat itu aku belum sarapan jadi tenaga serasa benar-benar terkuras. Hanya perjalanan dari kampus ke kantor saja cukup memakan waktu yang cukup lama, hanya selang beberapa menit sudah masuk jam istirahat. Ckckckc.. ini semua gara-gara salah naik angkot -,-

Aku pun langsung membereskan pekerjaan-pekerjaan ku di kantor, hanya hal surat menyurat saja sebenarnya. Karena aku ada jadwal asistensi mata kuliah tekhum sekitar pukul setengah tiga sore, maka aku ijin meninggalkan kantor pukul setengah dua siang. Setelah salat dzuhur dan beres-beres , aku langsung bergegas untuk pulang. Terik matahari benar-benar menyengat siang itu, aku kembali menunggu angkot B1. Tak lama menunggu, ada angkot yang kutunggu, tanpa pikir panjang aku langsung menyetop angkot tersebut dan menaikinya. Didalam angkot aku teringat sesuatu.. HP ku diamana yaa? Aku cek di tas tidak ada, di saku celana juga tidak ada, seingatku sebelum aku pulang aku meletakkan hp di atas meja kerjaku, huuufthhh, ketinggalan nih kalau begini ceritanya. Akhirnya baru setengah perjalanan aku turun dari angkot dan mencari angkot lagi untuk kembali ke kantor, tentunya mengambil handphone ku yang tertinggal di meja kantor. Ini memang kebiasaan burukku yang susah sekali dihilangkan, ceroboh !

Sampai juga di kantor lagi, segera ku cari handphone kesayanganku di meja, duh kok tidak ada? ternyata sudah diamankan oleh salah satu teman kerjaku, karena aku terburu-buru maka aku langsung mengambil handphone tersebut, tentunya tak lupa mengucap terimakasih, dan kemudian capcus pulang. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat diriku sendiri. Sungguh sangat amat parah sekali. Satu hari saja empat kali naik angkot menghabiskan uang 10.000 rupiah, cuma gara-gara aku yang memang ceroboh, huuuftttthh..

Hari itu cukup melelahkan bagiku karena jadwal kuliahku pun padat hingga sore ..

#semoga kecerobohanku ini bisa dijadikan pelajaran bagi diriku sendiri dan orang lain agar selalu hati-hati dan tidak grusa-grusu dalam melakukan sesuatu :)

Kamis, 11 Oktober 2012

Sekilas Menilik Budaya ..

Filosofi Kebaya
            Bagi seorang wanita Jawa, kebaya bukan hanya sebagai sebatas pakaian. Lebih dari itu kebaya juga menyimpan sebuah filosofi tersendiri. Sebuah filosofi yang mengandung nilai-nilai kehidupan. Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai menjadi salah satu jenis pakaian. Kebaya memiliki makna dan fungsi lebih dari itu. Bentuknya yang sederhana bisa dikatakan sebagai wujud kesederhaan dari masyarakat Indonesia. Nilai filosofi dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan, dan tindak tanduk wanita yang harus serba lembut. Kebaya selalu identik dipasangkan dengan jarik atau kain yang membebat tubuh. Kain yang membebat tubuh tersebut secara langsung akan membuat siapapun wanita yang mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa selalu identik dengan pribadi yang lemah gemulai.
Menggenakan kebaya akan membuat wanita yang mengenakannya berubah menjadi seorang wanita yang anggun dan mempunyai kepribadian. Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh mau tidak mau akan membuat wanita tersebut harus bisa menyesuaikan dan menjaga diri. Setagen  yang berfungsi sebagai ikat pinggang, bentuknya tak ubah seperti kain panjang yang berfungsi sebagai ikat pinggang. Namun justru dari bentuknya yang panjang itulah nilai-nilai filosofi luhur ditanamkan, merupakan symbol agar bersabar/jadilah manusia yang sabar, erat kaitannya dengan peribahasa jawa “dowo ususe” atau panjang ususnya yang berarti sabar.

Sekilas Tentang Kain Batik dan Sejarahnya
Kata Batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”(www.wikipedia.com). Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Tradisi falsafah Jawa yang mengutamakan pengolahan jati diri melalui praktek-praktek meditasi dan mistik dalam mencapai kemuliaan adalah satu sumber utama penciptaan corak-corak batik tersebut selain pengabdian sepenuhnya kepada kekuasaan raja. Motif-motif batik tidak sekedar gambar atau ilustrasi saja namun motif-motif batik tersebut dapat dikatakan ingin menyampaikan pesan, karena motif-motif tersebut tidak terlepas dari pandangan hidup pembuatnya, dan lagi pemberian nama terhadap motif-motif tersebut berkaitan dengan suatu harapan.
Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan Yogyakarta. Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda.
Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.

Batik Motif Khas Jawa Tengah (Solo & Yogyakarta)
            Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitamya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
            Motif-motif batik Yogya-Solo dan filosofinya antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Truntum/trutul
Motif ini melambangkan cinta yang bersemi kembali. Dalam pemakaianya motif ini melambangkan orang tua yang menuntun anaknya dalam upacara pernikahan sebagai pintu menjalankan kehidupan baru yaitu kehidupan rumah tangga yang sarat godaan. Diharapkan motif ini akan menjadikan kehidupan pernikahan menjadi langgeng diwarnai kasih sayang yang selalu bersemi. Kegunaan batik Truntum/trutul: Untuk orang tua pengantin pada waktu upacara panggih. Filosofi batik Truntum: Truntum berarti menuntun, sebagai orang tua berkewajiban menuntun kedua mempelai memasuki hidup baru atau berumah tangga yang banyak liku-likunya.
2.      Wahyu Tumurun
Filosofi Wahyu Tumurun : Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun, dengan menggunakan kain ini diharapkan mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukNya.
3.      Sido Luhur
Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya. Sementara keluhuran budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang yang bisa dipercaya oleh orang lain, atau perkataannya sangat bermanfaat kepada orang lain tentu itu akan lebih baik daripada perkataannya tidak bisa dipegang orang lain dan tidak dipercaya orang lain. Orang yang sudah bisa dipercaya oleh orang lain adalah suatu bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran.
4.      Sido Mukti
Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/ menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.
5.      Buntal
Filosofi batik dengan motif buntal adalah semangat persatuan dan kesatuan. Karena dahulu merupakan jaman perang melawan penjajah, pesan yang ingin disampaikan dalam motif ini adalah kuatkan barisan jangan sampai tercerai berai. Selalu komunikasi antar kelompok satu dengan yang lainnya.

6.      Parang Barong
Ada juga yang memaknai  bahwa motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong merupakan parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Ada juga yang memaknai bahwa parang berasal dari senjata seperti golok panjang.
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri. Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
7.      Parang Rusak
Selain parang barong, jenis motif parang lainnya adalah Parang Rusak. Motif ini hanya digunakan oleh para bangsawan pada masa dahulu untuk upacara-upacara kenegaraan di lingkungan kraton. Motif ini sampai sekarang masih tetap terjaga. Pada jaman dahulu, Parang Rusak biasanya digunakan prajurit setelah perang, untuk memberitahu Raja bahwa mereka telah memenangkan peperangan. Menurut Koeswadji, sesuai dengan arti kata, Parang Rusak mempunyai arti perang atau menyingkirkan segala yang rusak, atau melawan segala macam godaan. Motif ini mengajarkan agar sebagai manusia mempunyai watak dan perilaku yang berbudi luhur sehingga dapat mengendalikan segala godaan dan nafsu.


*) dalam rangka memenuhi tugas komunikasi tradisional di smt 5

Jumat, 05 Oktober 2012

Cukup Melelahkan Namun Berkesan..

Rasanya, sudah lama sekali aku ga posting ke blog ini yaa ? Hufth.. ini gara-gara aku terlalu sibuk kali yaa ? Oh bukan, itu sih hanya alibi, sebenarnya juga karena aku lupa password blog aku ini, hahayy..

Aku hanya ingin sekedar cerita sih ini, mau penting atau ga, mau bermutu atau ga ,yaa bodo amat deh.

Aku sudah hampir genap 3 bulan menjalani kerja praktek atau dengan kata lain bisa juga disebut magang, di kantor Telkomsel ceritanya. Aku mengikuti program co-op Telkom dan dinyatakan lolos. Aku mulai masuk tanggal 16 Juli 2012, tepatnya hari Senin. Berhubung saat itu aku baru saja pulang dari Malang, aku datang ke kantor setelah jam istirahat siang. Aku ke kantor diantar mas wibiono. Sesampainya di kantor, aku lantas dikenalkan dengan orang-orang yang berada dikantor, setelah itu aku langsung diikkutsertakan meeting dengan divisi CSC (Community and Segmented Customer). Awalnya aku diposisikan untuk ikut bekerja di luar kantor, keliling sekolah, belajar lobby, follow up, dan presentasi. Namun belum ada sebulan tiba-tiba posisiku dialihkan menjadi asisten admin di kantor, kerjaannya hanya membantu dan menyiapkan keperluan orang-orang lapangan, menerima report dari hasil distribusi mereka, menyiapkan keperluan meeting, mendata proposal masuk, hingga menemui pihak pemohon sponsor. Jam kerjaku standar, masuk jam 08.00 pagi, pulang pukul 17.00. Tapi kadang aku bisa berangkat lebih pagi atau siang dan pulang lebih cepat maupun malam, ini terjadi biasanya karena situasi dan kondisi di kantor. Pernah waktu itu aku dikantor hingga pukul 10,00 malam karena harus mengejar target aktivasi 700 perdana. Lumayan cape sih, tapi tak apalah, itung-itung pengalaman ngrasain gimana kerja lembur.

Masih kurang sebulan magang, periode kuliah telah dimulai, aku bingung. Tapi ya sudahlah, jalani saja. Kuliah sambil kerja. Kadang baru berangkat ke kantor setelah jam kuliah dan pulang kantor sebelum jam 5 karena ada kuliah. Lumayan bercabang dan terpecah juga nih pikiranku, antara kerjaan dan kuliah. Namun aku berusaha tetap stay cool ngejalaninnya walaupun kadang rada stres jugaa, dikit. Tak terasa seminggu lagi masa magangku akan berakhir, kok jadi ada rasa yang aneh yaa. Sebelumnya biasa-biasa saja, namun semakin mendekati akhir rasanya sedih-sedih gimana gitu. Pasti akan sangat merindukan suasana kantor, dari suasana yang tegang sampai santai, merindukan canda tawa bersama disana, melihat karakter orang-orang disana, bercanda disela-sela kesibukan. 3 bulan yang cukup berkesan walaupun kadang aku mengeluh juga karena lelah.

Semoga 3 bulan ini dapat bermanfaat bagi kehidupanku nantinya, pengalaman yang cukup istimewa, teman-teman yang mengesankan, para spv yang selalu sok sibuk dengan segala kerjaannya, suasana yang kadang membosankan dan menjenuhkan, tapi aku pasti akan merindukan semua itu, karena aku belajar banyak hal disitu :)