Oleh: Innas Rizky Afria
Keberadaan sebuah media massa pada perkembangan zaman ini juga ternyata tak hanya sebagai pemberitaan semata, bahkan telah menjadi semacam gaya hidup tersendiri. Maka tak heran jika kemudian, media massa yang juga sebagai alat komunikasi massa menjadi sasaran empuk untuk mendongkrak pencitraaan baik lembaga atau individu. Yang terjadi kemudian, dalam kasus politik, antara satu media dengan media lain kerap kali terasa menampilkan sosok politik yang sejatinya berada di belakang sebuah perusahaan media. Itu sudah menjadi rahasia umum. Namun yang perlu diperhatikan adalah, bagaimana sebenarnyateori komunikasi massa sehingga dampaknya sangat terasa sekali bagi kita yang kritis pada persoalan media yang sejatinya sangat mempengaruhi kebijakan, perilaku, serta opini publik.
Sebagaimana dalam teori komunikasi massa dikenal istilah teori pengaruh kebiasaan, pengharapan nilai, dan juga teori ketergantungan. Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat.
Terkait pengertian komunikasi massa, maka dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak seperti surat kabar dan majalah, atau juga menggunakan media elektronik seperti halnya radio, televisi, dan internet, yang pada pergerakannya dikelola lembaga atau orang yang diinstitusikan, yang ditujukan pada banyak orang dan di banyak tempat juga. Dalam kajian ilmu komunikasi, ada beberapa teori yang membahas dan terkait dengan komunikasi massa ini, yaitu:
1. Teori Pengaruh kebiasaan/tradisi (the effect tradition)
2. Uses dan Gratifications
3. Teori Pengharapan Nilai (the expectacy-value theory)
4. Teori Ketergantungan (dependency theory).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar