selamat datang

Karena Semua Hal Perlu Dikomunikasikan :))

Kamis, 09 Juni 2011

KETIKA MEDIA TELAH MENGUASAI SEGALA HAL


KETIKA MEDIA TELAH MENGUASAI SEGALA HAL
Oleh: Innas Rizky Afria

Globalisasi menuntut kita untuk kritis dalam menyikapi segala hal. Media turut berperan besar dalam memberitakan suatu peristiwa. Dan rasional lah yang harus digunakan, namun ketika rasio mengubah rasa dalam budaya maka apa yang telah muncul dengan jernih tiba-tiba bisa menjadi buram, dan apa yang telah kabur atau buram bisa menjadi transparan.

Gegap gempita perubahan besar dalam pencerahan masyarakat modern yang ditandai kebebasan berfikir menuntut adanya transformasi yang besar-besaran dalam bidang apapun. Teknologi yang semakin berkembang setidaknya telah mendukung kebutuhan masyarakat modern saat ini. Perkembangan teknologi tidak selamanya membawa efek yang positif. Namun juga dapat menimbulkan efek yang paling buruk bagi kehidupan yang belum siap dengan instalasi-instalasi teknologi yang terus berkembang seiring dengan arus budaya globalisasi. Dan inti dari globalisasi adalah kemajuan teknologi, dari internet sampai komunikasi via satelit. Mampu atau tidaknya Indonesia menghadapi globalisasi ini adalah dapat dilihat dari seberapa banyak orang yang terdidik. Dan pendidikan menjadi isu yang sangat sentral bagi keberhasilan pembangunan dunia informasi Indonesia.
Penyebaran informasi kini semakin mengglobal, melampaui sekat tradisional yang mengganggu: etnis, budaya, politik, dan agama. Penyebaran informasi ini dapat melalui berbagai macam media. Ada setidaknya empat kategori media massa modern yang kita kenal, antara lain media cetak (koran, majalah), rekaman (kaset), gambar (film, video), dan media penyiaran (radio, TV). Namun pada perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan radikal pada perkembangan media : penemuan komputer dan internet. Multimedia interaktif memungkinkan berbagai data dan informasi disebarkan merata melalui jejaring komputer yang saling terhubung.
 Media yang berfungsi memberikan informasi kepada khalayak tentang kejadian-kejadian di seluruh pelosok dunia, berperan besar di dalam bidang apapun. Media merupakan lokasi (forum) untuk menampilkan peristiwa masyarakat. Kita dapat mengetahui perkembangan-perkembangan dunia melalui media, dan melaui media pula kita tahu segala informasi-informasi yang berkaitan dengan sosial, ekonomi, budaya, maupun politik. Dalam perkembangannya media telah banyak mengalami perubahan, media yang awalnya berfungsi memberikan informasi saja saat ini media telah mulai bermain ‘uang’. Media telah cerdik dalam memainkan suatu peristiwa, tak jarang pula media membolak-balikkan fakta, menambahkan ‘bumbu-bumbu’ yang tidak sewajarnya ke dalam suatu berita sehingga terkadang malah memberikan kesan lebay bahkan sering pula media mengembangkan opini yang kurang benar kepada publik. Entah apa yang bisa merubah citra media menjadi demikian, namun pada kenyataannya memang saat ini media telah berubah dan banyak melakukan penyimpangan dari fungsi yang sebenarnya. Banyak kepentingan-kepentingan tersirat dibalik pembuatan informasi-informasi suatu peristiwa yang tidak akurat dan faktual. Ironisnya, para penguasa di negeri ini pun seolah-olah takut terhadap media, padahal seharusnya media dapat mendekatkan hubungan antara pemerintah dengan masyarakat, media juga seharusnya digunakan sebagai jembatan bagi pemerintah  untuk berkomunikasi dengan rakyatnya sehingga di sini media dapat berfungsi sebagai penyelaras, penyeimbang, dan mengurangi kesenjangan maupun gap antara pemerintah dan masyarakat. Denis McQuail berpendapat bahwa media merupakan sumber dominan pencipta citra individu, kelompok, dan masyarakat. Media dapat menciptakan citra seseorang tanpa peduli jabatan atau kedudukannya, bahkan saat ini orang nomor satu di Indonesia saja takut terhadap permainan media.
Kondisi bangsa yang sudah semrawut, semakin semrawut dengan keadaan pemimpin bangsa dan permainan monopoli media. Telah banyak kebohongan-kebohongan, kelicikan-kelicikan di dalam sistem pemerintahan bangsa ini. Lantas, kepada siapakah masyarakat harus menaruh kepercayaan? Pemimpin? Media? Atau percaya terhadap opini yang berkembang? Inilah yang menyebabkan masyarakat menjadi apatis terhadap perkembangan negara. Masyarakat tidak mau ambil pusing terhadap urusan-urusan negara yang semakin tidak jelas. Media pun malah turut membingungkan masyarakat yang tidak tahu apa-apa dengan bahasa-bahasanya yang kadang terkesan membesar-membesarkan suatu masalah kecil. Namun, media juga tidak dapat disalahkan ketika memang terjadi suatu peristiwa yang harus diberitakan secara gamblang. Akhirnya tetap kaum intelektual lah yang diperlukan untuk mengatasi dan menghadapi ambiguitiy yang serba membingungkan ini. Oleh karena itu apa pun yang terjadi negara ini harus bisa meningkatkan kualitas SDM agar kondisi bangsa yang sudah terlanjur amburadul ini tidak semakin parah. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menuntut kita untuk menjadi revolusioner bagi bangsa dan negara agar tidak terus terpuruk seperti saat ini. Meminimalisasi kesenjangan yang semakin jelas terlihat.

Kamis, 02 Juni 2011

ANALISIS FENOMENA KOMUNIKASI ANTARMAHASISWA

 Oleh : Innas Rizky Afria *)


Pengamatan tentang peristiwa komunikasi dalam peristiwa komunikasi antarmahasiswa di lingkungan kampus, khususnya di universitas jenderal soedirman dilatar belakangi oleh adanya fenomena pemakaian bahasa yang berbeda antara komunikator dan komunikan. Adapun tujuan pengamatan yang dilakukan adalah untuk mendeskripsikan contoh peristiwa komunikasi antarmahasiswa yang berasal dari berbagai macam daerah, menganalisis komponen-komponen komunikasi beserta unsurnya dalam peristiwa komunikasi dan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu komunikasi.

Komunikasi merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa agar dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi adalah suatu proses, dan merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan. Komunikasi terjadi karena upaya yang disengaja dan punya tujuan atau dalam keadaan sadar. Hal yang dibicarakan dalam komunikasi antarmahasiswa ini meliputi apa saja, dari perkenalan, tugas kuliah, dan lain sebagainya. Ini bisa terjadi di mana saja, tapi lebih seringnya terjadi di lingkungan kampus. Proses komunikasi yang baik biasanya ada frame of reference(kerangka acuan) atau bisa disebut overlaping of interest/kesamaan minat. Salah satu latar belakang frame of reference adalah budaya. Otomatis, kita harus menyesuaikan dengan budaya lawan bicara kita. Dalam pengamatan yang telah dilakukan, komunikasi   yang terjadi antarmahasiswa sering terhambat karena perbedaan bahasa yang digunakan dan terkadang si komunikan tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh komunikator sehingga tidak ada kesamaan makna. Padahal pengertian komunikasi yang bersifat dasariah memaparkan bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Sebagai contoh yang paling mencolok adalah bahasa sunda dan bahasa jawa, jika memperhatikan mahasiswa asal jawa dan mahasiswa asal sunda sedang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa campuran (indonesia-jawa, indonesia-sunda) kita akan menemukan hal-hal yang menarik. Kadang ditemukan kosa kata yang sama tetapi berbeda arti, atau kosa kata yang sama tetapi memiliki makna yang berbeda. Ini hanya sebagian contoh kecil yang masih sama-sama bangsa Indonesia dan mungkin bisa diatasi dengan menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia atau terpaksanya dapat menggunakan kial/gesture, isyarat serta gambar yang merupakan media komunikasi primer walaupun cara ini juga sangat terbatas karena hanya bisa mengkomunikasikan hal-hal tertentu, tapi yang penting komunikasi tetap dapat berjalan dengan baik. Contoh lain yang lebih luas adalah  komunikasi yang berbeda bangsa, mereka akan mengalami hambatan-hambatan yang jauh lebih berat jika tidak mengerti bahasanya, mungkin akan bisa teratasi jika komunikasi yang terjadi adalah face to face atau tatap muka yang termasuk komunikasi secara primer. Cara-cara mengatasi nya juga dapat dengan kial/gesture, isyarat, gambar, lambang, dsb. Komunikasi yang baik juga harus ada feed back atau umpan balik. Umpan balik ini dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal. Agar komunikasi berhasil walaupun ada hambatan atau gangguan (noise), komunikator  harus selalu memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat segera merubah gaya komunikasinya ketika ia mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negatif. Contoh peristiwa komunikasi antarmahasiswa ini menitikberatkan pada fungsi komunikasi sosial, yaitu komunikasi penting membangun konsep diri kita, aktualisasi, dan terhindar dari tekanan. Pernyataan aktualisasi diri merupakan pernyataan eksistensi diri, menunjukkan bahwa kita sebenarnya kita ada.  Fenomena komunikasi antarmahasiswa ini juga mengandung fungsi komunikasi ekspresif, komunikasi yang menjadi instrumen untuk manyampaikan perasaan-perasaan(emosi kita) melalui pesan-pesan non verbal.

  • Kesimpulan

Komunikasi merupakan hal yang paling penting untuk mahasiswa agar dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Komunikasi adalah suatu proses, dan merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan.   Dalam pengamatan yang telah dilakukan, komunikasi   yang terjadi antarmahasiswa sering terhambat karena perbedaan bahasa yang digunakan dan terkadang si komunikan tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh komunikator sehingga tidak ada kesamaan makna.

Cara mengatasi hambatan-hambatan yang ada dapat menggunakan kial/gesture, isyarat serta gambar yang merupakan media komunikasi primer walaupun cara ini juga sangat terbatas karena hanya bisa mengkomunikasikan hal-hal tertentu, tetapi yang penting komunikasi tetap dapat berjalan dengan baik. Seorang komunikator  harus selalu memperhatikan umpan balik, sehingga ia dapat segera merubah gaya komunikasinya ketika ia mengetahui umpan balik dari komunikan bersifat negatif. Contoh peristiwa komunikasi antarmahasiswa ini menitikberatkan pada fungsi komunikasi sosial, yaitu komunikasi penting membangun konsep diri kita, aktualisasi, dan terhindar dari tekanan.

*) disusun untuk memenuhi tugas pengantar ilmu komunikasi/2010

CYBERSPACE


SEKILAS TENTANG CYBERSPACE
Oleh: Innas Rizky Afria *)

Indonesia tercatat sebagai negara berkembang di Asia Tenggara dengan pertumbuhan penggunaan teknologi informasi yang terus meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Namun sayang, penggunaan mobile internet di Indonesia masih digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya konsumtif. Ini dapat dilihat dari peringkat situs yang paling sering diakses oleh para penggunanya di Indonesia. Peringkat pertama adalah facebook, hal ini dirasa wajar karena Indonesia kini telah menjadi negara ke-3 di dunia yang paling banyak menggunakan layanan facebook. Sementara situs berita dan situs pencarian Google masih berada beberapa peringkat dibawahnya. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa pengguna mobile internet di Indonesia akan memperluas fungsi dan penggunaan dari mobile internet ini untuk hal-hal yang sifatnya lebih produktif. Sebagai contoh, pengguna mobile internet mulai sering memanfaatkan internet untuk mengakses situs berita, menulis di blog, dan aktif dalam forum.
Perkembangan teknologi informasi telah menciptakan sebuah “ruang baru” yang bersifat artifisial dan maya, yaitu cyberspace. Ruang baru ini telah mengalihkan berbagai aktivitas manusia (politik, sosial, ekonomi, kultural, spiritual, bahkan seksual) dari dunia nyata ke dunia maya yang dikenal dengan dunia tanpa batas. Sehingga apapun yang dapat dilakukan di dunia  nyata, kini dapat juga dilakukan dalam bentuk artifisialnya dalam cyberspace. Sebuah migrasi besar-besaran kehidupan manusia tampaknya tengah berlangsung, yaitu migrasi dari jagat nyata ke jagat maya dari kehidupan di ruang nyata menuju kehidupan di ruang maya. Migrasi kemanusiaan ini telah menimbulkan perubahan besar dalam cara setiap orang menjalani dan memaknai kehidupan. Cyberspace menciptakan sebuah kehidupan yang mungkin nantinya sebagian besar akan dibangun seluruhnya oleh model kehidupan yang dimediasi secara mendasar oleh teknologi, sehingga berbagai fungsi alam kini diambil alih oleh subtitusi teknologisnya, yang disebut kehidupan artifisial.
            Realitas-realitas sosial budaya yang ada di dunia nyata kini mendapatkan tandingan-tandingannya. Pada akhirnya, batas antara keduanyamenjadi kian kabur. Cyberspace yang terbentuk oleh jaringan komputer dan informasi yang terhubungkan secara global telah menawarkan bentuk-bentuk komunitasnya sendiri (virtual community), bentuk realitasnya (virtual reality), dan bentuk “ruang” nya sendiri (cyeberspace).
            Cyberspace berasal dari bahasa Yunani, asal katanya adalah kubernan yang berarti ruang maya tanpa batas, imajinatif dan dapat dihayati melalui perwujudan virtual. Cyberspace merupakan ruang yang diwujudkan melalui (jaringan) computer, sifatnya digital dan direpresentasikan dalam satuan bit. Menurut Howard Rheingold, cyberspace merupakan sebuah ruang imajiner, yang di dalamnya setiap orang dapat melakukan apa saja yang bisa dilakukan dalam kehidupan sosial sehari-hari dengan cara baru, yaitu dengan cara artifisial. Cara artifisial adalah cara yang mengandalkan peran teknologi, khususnya teknologi komputer dan informasi dalam mendefinisikan realitas. Kegitan-kegiatan yang biasa dilakukan dalam cyberspace antara lain dapat berupa bersenda gurau, berdebat, berdiskusi, pertengkaran, protes, kritik, bermain, bahkan menciptakan karya seni.
            Perkembangan cyberspace telah mempengaruhi kehidupan sosial pada berbagai tingkatannya. Keberadaan cyberspace tidak saja telah menciptakan perubahan sosial yang sangat mendasar. Pengaruh cyberspace terhadap kehidupan sosial setidaknya tampak pada tiga tingkat : individu, antarindividu, dan komunitas.
            Pada tingkat individu, cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas. Struktur cyberspace membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama.  Pada akhirnya yang ada dalam cyberspace adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, identitas jamak.
            Tingkat interaksi antarindividu, hakikat cyberspace sebagai sebagai dunia yang terbentuk oleh jaringan (web) dan hubungan (connection) bukan oleh materi. Kesalingterhubungan dan kesalingbergantungan secara virtual merupakan ciri dari cyberspace. Karena hubungan, relasi, dan interaksi sosial di dalam cyberspace bukanlah antarfisik dalam sebuah wilayah atau teritorial, yaitu interaksi  sosial yang tidak dilakukan dalam sebuah teritorial yang nyata.
            Pada tingkat komunitas, cyberspace dapat menciptakan satu model komunitas demokratis dan terbuka. Karena komunitas virtual dibangun bukan di dalam teritorial yang konkret, maka persoalan didalamnya adalah persoalan normatif, pengaturan, dan kontrol. Dalam komunitas virtual cyberspace, pemimpin, aturan main, kontrol sosial tersebut tidak berbentuk lembaga, sehingga keberadaannya sangat lemah. Jadi, di dalamnya, seakan-akan “apa pun boleh”.


PENCITRAAN DIRI DALAM CYBERSPACE

            Cyberspace telah membentangkan sebuah persoalan mendasar tentang dunia kehidupan. Apakah bentuk keber-ada-an cyberspace? Apakah ia sama dengan “ada” di dalam kehidupan nyata sehari-hari?
            Dunia kehidupan adalah sebuah dunia yang kompleks, yang melibatkan berbagai model kesadaran, pengalaman, dan persepsi. Cyberspace adalah dunia yang dimasuki manusia dengan kesadaran, tetapi ia berbeda dengan dunia harian yang merupakan dunia yang dibangun berdasarkan kesadaran atas obyak-obyak nyata.
            Cyberspace menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas. Struktur cyberspace membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Hal ini membuat konsep diri dan identitas didalamnya menjadi sebuah konsep yang tanpa makna. Artinya jika setiap orang dapat menciptakan berbagai identitas dirinya secara tak terbatas, maka hakikat identitas itu tidak ada lagi. Jika setiap orang bisa menjadi setiap orang lainnya, maka kita menghadapi sebuah kondisi matinya perbedaan. Berarti, mati pula identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama.  Pada akhirnya yang ada dalam cyberspace adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, identitas jamak.
            Menurut penulis, pencitraan seseorang melalui dunia maya atau cyberspace dapat  menggunakan tampilan-tampilan maupun lay out yang bersifat artifisial baik pada website, blog, maupun bentuk ruang-ruang dalam dunia maya lainnya yang biasa digunakan oleh penggguna cyberspace tersebut. Namun, penulis lebih menitikberatkan sebuah pencitraan dalam bentuk tulisan, ide, gagasan, maupun kreasi yang dituangkan di dalam ruang cyber. Cara penulis mencitrakan dirinya dalam ruang cyber adalah dengan cara artifisial dan melalui tulisan-tulisan yang tertuang dalam blog, facebook, twitter, dan dalam ruang-ruang cyber lainnya. Penulis mencitrakan dirinya bukan sebagai orang lain, tetapi sesuai dengan kepribadian asli penulis tersebut.




Referensi

Purbo, Ono. 2005. Jejaring Dunia Maya: Cyberspace dan Perubahan. Yogyakarta: BPPM-UGM Balairung

*) disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi komunikasi

Ajari aku, Tuhan

Ajari aku, Tuhan *)

Tuhan...
Ajarilah aku untuk terus bersyukur,,
bahkan sampai diriku ada dalam keadaan teraniaya.
Ajarilah aku agar terus menjadi orang baik,,
bahkan ketika dunia tak sanggup lagi tersenyum...

Ajari aku Tuhan...
Agar selalu bisa tertawa setelah menangis,,
agar selalu bangkit setelah terjatuh,
agar bisa terus berjalan walau aral melintang di depan sana..
agar tidak pernah menyerah, walau hampir mati sekalipun,...

Ajari aku Tuhan..
agar tidak pernah kehilangan cinta,
agar tidak kehilangan kepercayaan,,
bahwa masih ada hal-hal baik di dunia ini yang patut diperjuangkan..

Ajari aku Tuhan...
agar tidak menjalani hidup yang sia-sia..
Ajari aku Tuhan....

*) tulisan diadopsi dari kumpulan puisi buah karya Bambang Wibiono